Showing posts with label Tour. Show all posts
Showing posts with label Tour. Show all posts

11.06.2010

Acara Adat di Kab. Ngada


Reba Kampung Nage Jerebu'u Kab. Ngada

 Nalo Reba
 Tarian Adat Iyo Goe

<...Selengkapnya...>

 Acara Adat Mula Radhi Leza Wunga Sebelum Acara Adat Para Kampung Bogoboa Loa

 
Titi Rogo

 Proses Pembuatan Fare (tali)



Acara Adat Kasao

Acara Adat Ka Sao

  Acara Adat Ka Sao

10.03.2010

Gunung Timau




Gunung Timau, di Kecamatan Amfoang Utara, 165 km dari Kota Kupang, wisata mendaki gunung sambil menikmati panorama alam yang menakjubkan

Gunung Ranaka




Di Kabupaten Manggarai terdapat Gunung Ranaka (2140m) yang dapat didaki pengunjung.  Lokasi ini dapat dicapai dengan menumpang bus umum yang menuju ke timur Flores dan berhenti pada tanda belokan yang menuju ke Gunung Ranaka. Perjalanan dilanjutkan dengan mendaki sepanjang 9 Km hingga di puncak; di sana terdapat stasiun pemancar milik Telkom. Pemandangan dari puncak cukup indah dan di tempat ini terdapat kawah.

Gunung Fatuleu




Dari Taman Wisata Camplong dengan jarak sekitar 7 Km, pengunjung dapat mendaki Gunung Fatuleu yang ditumbuhi aneka flora pegunungan. Benteng Pahlawan Sonbai III di Kauniki Kecamatan Takari juga merupakan gua pertahanan perang dengan hutan lindung.

Gunung Egon





Di barat laut Waiterang terdapat Gunung Egon (1703 m), gunung vulkanis yang masih mengeluarkan asap. Gunung ini dapat didaki dari Blidit dalam waktu kurang dari tiga jam

10.02.2010

Menjelajahi Pedalaman Flores


Pedalaman FloresTampak deretan pegunungan terjal, tidak beraturan, dan sulit untuk dilalui. Itulah kesan pertama saat memandang daratan pulau Flores. Sekalipun demikian kenyataannya gunung-gunung ini menyimpan banyak hal mengagumkan, baik itu kawah-kawah gunung apinya maupun desa-desa tradisional dengan beragam kerajinan tenun ikatnya. Pulau Flores sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Posisinya cukup strategis karena menjadi jalur lintasan perdagangan kayu cendana dari Pulau Timor ke Cina dan ke India. Hal ini membuat Kerajaan Gowa, Kerajaan Ternate, Bangsa Portugis dan Belanda berebut untuk menguasai pulau yang panjangnya 375 km ini.

Para pendatang ini, berusaha menanamkan pengaruhnya di wilayah pesisir, tetapi hanya sedikit yang dapat menyentuh daerah pedalaman karena terhalang oleh deretan pegunungan terjal tidak beraturan. Kini bagian dalam Flores sudah lebih mudah dicapai dengan adanya jalan yang naik-turun yang membelah gunung dan berkelok-kelok.

Pedalaman Flores Salah satu hal yang unik di daerah pedalaman ini adalah kepercayaan tradisional yang tetap berakar kuat pada masyarakat penghuninya.

Untuk melihat pedalaman Flores kita dapat memulai perjalanan dari Labuan Bajo. Kota kecil yang dulunya merupakan pemukiman nelayan ini sekarang berkembang menjadi tempat wisata karena berfungsi sebagai pintu gerbang utama menuju Pulau Komodo. Berbagai fasilitas akomodasi dan restoran tersedia cukup lengkap di kota ini.

Di samping itu, Labuan Bajo juga dapat dicapai dengan menggunakan alat transportasi penerbangan dari Denpasar. Setelah mengunjungi pulau Komodo, sebagian wisatawan, terutama wisatawan dari Eropa, melanjutkan kegiatan dengan menjelajahi pedalaman Flores.

Ruteng merupakan daerah tujuan pertama yang dapat ditempuh sekitar 4 jam melalui perjalanan darat dari Labuan Bajo. Kota yang didominasi oleh suku Manggarai ini berada di pusat kawasan Manggarai, pada kaki gunung dengan hamparan persawahan di sekelilingnya.

Tidak jauh dari Ruteng wisatawan dapat mengunjungi perkampungan tradisional dengan rumah adatnya yang unik dan melihat suasana indah dan alami di Danau Ranamese. Setelah bermalam di sebuah hotel kecil di Ruteng, pada pagi hari wisatawan dapat mendaki Gunung Poco Ranaka (2.140 meter) dengan menggunakan kendaraan bermotor, sambil menikmati pemandangan spektakuler.

Pedalaman Flores Atraksi menarik lainnya adalah pertunjukan tarian 'Caci', yaitu pertarungan antara dua lelaki dalam kostum tradisional; yang seorang bersenjata cambuk sebagai penyerang dan seorang lainnya menggunakan perisai untuk bertahan.

Persinggahan berikutnya adalah Bajawa dengan jarak tempuh 5 jam perjalanan dari Ruteng. Kota berudara sejuk ini, berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, dikelilingi oleh gunung-gunung api. Bajawa merupakan pusat dari kawasan Ngada yang dihuni oleh suku Ngada, salah satu suku paling tradisional di Flores.

Banyak kampung-kampung tradisional yang dapat dijumpai di sini, diantaranya adalah kampung Bena. Kampung yang berlokasi tidak jauh di Bajawa ini masih memiliki rumah-rumah tradisional lengkap dengan bebatuan megalitnya. Selain itu barang kerajinan tenun ikat menarik dan unik juga dapat diperoleh di Bena. Banyak wisatawan Eropa yang mengunjungi tempat ini sehingga fasilitas akomodasi dan restoran tersedia cukup baik di Bajawa.

Jika ingin selingan untuk melihat pantai pasir putih maka Riung adalah tempatnya. Hanya 2,5 jam perjalanan dari Bajawa, wisatawan dapat bermalam di kota kecil di pesisir utara Flores ini. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di sini seperti berperahu menikmati keindahan pulau-pulau kecil, mengamati kawanan kalong atau ber-snorkeling melihat keindahan terumbu karang.

Pedalaman Flores Dari Riung perjalanan dilanjutkan menuju kota Ende yang memakan waktu selama 4 jam, lalu ke Moni dengan jarak tempuh selama 2 jam. Desa Moni adalah pintu gerbang menuju kawah tiga warna Kelimutu yang sangat terkenal. Untuk mencapainya, Anda dapat naik kendaraan sampai mendekati kawah lalu diteruskan berjalan kaki menanjak sekitar 1 kilometer. Setelah itu para wisatawan dapat melihat bentangan alam menakjubkan dari kawah Kelimutu.

Penjelajahan di pulau Flores Ini berakhir di kota terbesar di pulau Ini yaitu Maumere yang dapat dicapai sekitar 4 jam dari Moni. Di kota ini, para wisatawan dapat bersentuhan kembali dengan dunia modern, sebelum akhirnya terbang pulang menuju ke Bali.

Sumber: Majalah ASRI

Peta Lokasi :
JavaScript must be enabled in order for you to use Google Maps.
However, it seems JavaScript is either disabled or not supported by your browser.
To view Google Maps, enable JavaScript by changing your browser options, and then try again.
Map data ©2010 Tele Atlas - Terms of Use
Map
Satellite
Hybrid

Lake Kelimutu, The Other Amazingh Part of Flores


Situated among the magnificent islands of Lesser Sunda (Nusa Tenggara), Flores offers almost anything you want see: Unique cultures at traditional megalithic villages, Mt. Kelimutu volcano with its unique three colors lake, wildlife and marine life.
The Portuguese who reached this island in the 15th Century gave the name Flores. ‘Flores’ means flowers, not by the Flowers grow on the land, but beneath the sea, coral, fishes and other marine lifes. The most beautiful coral reefs occur on the northern coast and western of the Island. Flores is 1.5 hours from Bali by Air.
The most magnificent site is the three colored lakes of Kelimutu volcano. Each lake is a different color: blue, green and black. Other attractions include spectacular hand-woven textiles of Maumere, Ende-Lio, Ngada, the traditional megalithic village of Bena and other traditional villages in Ngada regency (Central Flores), and “Komodo dragons”. This Island is home to hundreds of different ethnic groups who speak scores of languages, and is a sort of transition point between the Malay and Papuan races.